Wednesday, 16 September 2015

Usaha Zero Waste Agriculture







Mario Teguh, seorang motivator ternama, pernah berkata dalam salah satu programnya di sebuah TV swasta: "Jika Anda sukses, maka umumnya itu dimulai dari hal kecil yang Anda lakukan sepuluh atau sekian tahun yang lalu, dan bukan karena hal besar yang Anda lakukan."


Seperti kata-kata Mario Teguh, pengalaman itulah yang dialami Agus Santoso, Wakil Kepala PPATK yang saat ini menerapkan bisnis dengan sistem pengelolaan lahan pertanian sekaligus peternakan tanpa limbah (zero waste agriculture).

Kisah sukses Agus dimulai pada tahun 2005 ketika ia mulai merintis usaha peternakan di daerah Gadog, Bogor, Jawa Barat. Lahan yang dibeli Agus tidak seberapa luas, yaitu sekitar 800 meter persegi. Saat dibeli, kondisi kontur tanahnya tidak bagus. Hal inilah yang memicu keinginan Agus untuk mengembalikan unsur hara tanah tersebut dengan cara organik. Pilihan yang diambil saat itu adalah dengan beternak kambing. Kotoran kambing yang dihasilkan dipergunakannya sebagai kompos atau pupuk alami bagi lahannya. 

Saat ini lahan Agus telah berkembang menjadi bisnis Agrikultur tanpa limbah. Di lahan Agus saat ini, terdapat beberapa macam hewan ternak dan hewan konsumsi, antara lain:
  1. Terdapat 70 ekor kambing unggulan seperti jenis anglo nubian dan lainnya
  2. Dari total jumlah kambingnya, 40 ekor merupakan kambing indukan
  3. Terdapat beberapa macam unggas seperti ayam dan entok
  4. Terdapat 50 ekor kelinci
  5. Terdapat berbagai macam ikan, seperti ikan mas, nila, bawal, patin hingga lele.
  6. Pada areal persawahan juga dimanfaatkan untuk budidaya belut
Ide penggunaan sistem zero waste agriculture, berawal dari pabrik tahu yang dimilikinya. Letaknya juga tidak jauh dari areal peternakan dan persawahan milik Agus. Dengan 10 orang karyawan, pabrik tahunya mampu memproduksi 800 potong tahu dari 100 kg kedelai yang digiling. Agus kemudian menyadari bahwa limbahnya dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak. Saat ini selain jagung, dedak dan konsentrat, ampas tahu menyumbang 50 % nutrisi bagi kambing-kambingnya.


Saat memutuskan beternak kambing, Agus tidak main-main. Ia mempelajari segala hal yang
berkaitan dengan peternakan kambing. Agus mengawali dengan membeli satu ekor kambing jantan dan sembilan kambing betina. Dengan ilmu otodidak, perlahan Agus mengembangkan peternakannya sendiri. Agus juga melengkapi ilmunya dengan belajar tentang kambing perah.



Beberapa hal tentang Bisnis Zero Waste Agricukture milik Agus:
  • Dimulai dari usaha peternakan kambing perah
  • Agus memulai peternakan kambingnya dengan satu ekor jantan dan ada tiga ekor betina yang sudah laktasi, sehingga bisa langsung diperah. Ini dikarenakan jika membeli kambing yang masih kecil, membutuhkan waktu yang lama sampai menghasilkan susu
  • Susu kambing dijual Rp. 45 ribu per liter, sedangkan dalam satuan botol, susu kambing dibanderol Rp. 15 ribu
  • Kambing yang sudah beranak lima sampai enam kali akan berkurang produsi susunya. Agus akan menjual kambing tersebut untuk diambil dagingnya
  • Agus memanfaatkan limbah pabrik berupa ampas tahu untuk pakan ternaknya
  • Sisa pakan kambing yang tidak termakan juga tidak dibuang percuma, ikan dan ayam siap melahapnya
  • Kotoran kambing dimanfaatkan sebagai pupuk hijau (kompos) bagi sawahnya, sehingga Agus tak perlu menggunakan pupuk kimia
  • Sawah Agus juga dipenuhi belut, sehingga setiap panen padi, Agus juga memanen belut
  • Dengan pengelolaan lahan tanpa sampah tersebut, Agus bisa memproduksi susu kambing sebanyak 2 liter per hari
  • Produksi tahu milik Agus akan digoreng dan dijajakan sepuluh tukang gorengan yang tinggal di sekitar peternakan Agus
  • Bisnis zero waste agriculture, selain ramah terhadap lingkungan juga dapat membantu warga sekitar peternakan untuk mendapatkan penghasilan.
 





Anda tertarik mencoba ?



















No comments:

Post a Comment