Friday, 28 August 2015

Mencari Kekayaan Hati







Bagi orang bijak, kepemilikan harta benda dan jabatan adalah sekedar titipan dari Tuhan Yang Maha Esa. Semua adalah milik-Nya semata. Mereka akan selalu ingat bahwa harta benda dan segala kenikmatan di dunia ini akan lenyap pada saatnya nanti, karena sifat dunia ini yang fana dan tak ada yang langgeng.

Itulah kenapa Anda selalu diingatkan bahwa kekayaan Anda janganlah dinikmati sendiri. "Luberkanlah"  rejeki Anda kepada tetangga kanan-kiri yang membutuhkan. Ibaratnya, Anda diminta menanam biji-bijian yang terhanyut arus sungai. Anda tak perlu memikirkan apakah biji itu akan tumbuh, tumbuhnya di mana dan kapan biji itu akan tumbuh. Anda harus berani beramal untuk "bekal" jangka panjang.

Faktanya adalah jika Anda hanya menggunakan harta untuk kesenangan pribadi dan tak membagikannya dengan orang lain, maka manfaat harta itu tidak akan bertambah, selain pasti akan habis juga. Seperti kata orang bijak bahwa sumur yang tak pernah dibagikan airnya akan keruh dan menjadi sarang penyakit. Akan tetapi ketika umur tersebut banyak ditimba oleh orang lain, air sumur justru menjadi jernih dan  bahkan tak pernah berkurang.

Dari uraian di atas, jelaslah bahwa kekayaan yang sesungguhnya adalah kekayaan yang membawa manfaat  bagi sesama. Alangkah indahnya jika kekayaan harta benda dapat diimbangi dengan kekayaan hati. Intinya adalah: pemahaman Anda terhadap harta benda sebagai alat atau sarana mencukupi kebutuhan hidup. Harta benda tidak untuk didewakan. Walaupun harta benda dapat menghasilkan kesenangan dan kebahagiaan, tapi jika tidak dipergunakan secara bijak, justru akan menjadi masalah dalam hidup Anda.

Bagaimana pendapat Anda ?








No comments:

Post a Comment