Friday, 28 August 2015

Bisnis "Batu Ajaib" Akik



Bisa dikatakan tahun 2015 ini adalah puncak kejayaan batu akik. Dimana-mana orang membicarakan salah satu jenis batu mulia tersebut. Bahkan saat ini di sejumlah daerah telah tumbuh sentra penjualan batu akik. Harga yang ditawarkan juga sangat beragam, mulai puluhan ribu rupiah hingga ratusan juta rupiah. Bahkan pada pameran yang diselenggarakan di Kotamobogu, Sulawesi Utara, ada salah satu batu akik yang ditawarkan senilai 3,5 milyar rupiah. Batu tersebut bercorak bulu ayam dengan motif yang menyerupai lafaz Allah. Keistimewaan lain dari batu yang dimiliki Dede Melvin Katopo tersebut adalah telah beberapa kali dinobatkan sebagai pemenang kontes batu untuk kategori Kaligrafi.

Mengenal Asal-usul Batu Akik

Secara kimiawi, asal-usul batu akik (agate) dan batu mulia lainnya dapat dideskrepsikan sebagai zat padat yang terbentuk oleh dua unsur atau lebih. Sehingga dari susunan unsurnya, Batu mulia dapat kita kelompokkan sebagai berikut:
  1. Batu Ruby (merah delima) yang tersusun dari unsur logam alumunium dan oksigen dengan rumus kimia Al2O3, dengan bercirikan warna merah, karena terbentuknya dari mineral corundum
  2. Batu Akik (agate) yang tersusun dari silikon dan oksigen dengan rumus kimia SiO2, dengan bercirikan warna-warna yang cerah dengan corak yang tak sama karena terbentuknya dari kuarsa
  3. Batu Giok (jade) yang tersusun dari unsur natrium, alumunium, silikon, oksigen dengan tambahan besi dan tembaga. Rumus kimia-nya NaAlSi2O6, dengan bercirikan warna hijau, putih, oranye, kuning lavender dan hitam karena terbentuk dari mineral nephrite dan jadeite.
  4. Batu Zamrud (emerald) yang tersusun dari unsur berylium alumunium, silikon dan oksigen dengan rumus kimia Be3Al2SiO6, dengan bercirikan warna hijau karena terbentuknya dari mineral Beryl 
Menakar Keaslian Batu Akik dan Batu Mulia lainnya
 Bagi kebanyakan orang, ada banyak cara untuk menakar keaslian batu mulia. Mulai dari membakar batu tersebut, menyinari dengan lampu senter, menimbang berat batu, dan lain sebagainya. Akan tetapi pengukuran keaslian batu yang disepakati secara internasional sampai saat ini adalah dengan mengukur tingkat "kekerasan" batu mulia tersebut. 
Patokan kekerasan batu tersebut diciptakan pertama kali oleh seorang ahli Geologi dan Mineralogi asal Jerman: Friedrich Mohs pada tahun 1812, yang menggolongkan dalam 10 tingkatan.


Berikut Tingkat kekerasan batu mulia dalam skala Mohs:
  • Kekerasan tertinggi ada pada batu intan, dengan nilai 10
  • Kekerasan dengan nilai 9 ada pada batu ruby dan safir
  • Kekerasan ke-tiga adalah batu Chrysoberill dengan nilai 8,5
  • Kekerasan dengan nilai 8 ada pada batu topaz
  • Kekerasan dengan nilai 7,5 ada batu zamrud dan aqumarin
  • Kekerasan dengan nilai 7 ada pada batu akik seperti: kecubung (amethyst),  naga sui (blood stone), bacan, chalcedony, yaman, lavender dan giok
  • Kekerasan dengan nilai 6,5 terdapat pada batu kalimaya (opal), moonstone, sungai dareh, dan bio solar Aceh.

Sentra Penambangan Batu Akik

Dengan nilai transaksi batu mulia mencapai 50 milyar per hari  dan potensinya yang diperkirakan lebih dari 75 trilyun dalam skala nasional, bisnis batu akik ini sangat prospektif dan menggiurkan. Tak mengherankan jika di sejumlah daerah tumbuh sentra-sentra penambangan batu akik, di antaranya adalah:
  1. Wonogiri, Jawa Tengah (fireopal)
  2. Pacitan, Jawa Timur (kalsedon)
  3. Tulungagung, Jawa Timur (pyrus lazuly)
  4. Lebak, Banten (kalimaya)
  5. Garut, Jawa Barat (jasper panca warna, ijo garut)
  6. Halmahera Selatan dan Maluku Utara (bacan)
  7. Pantai Cermin, Aceh (solar idocrase)
  8. Dharmasraya, Sumatera Barat (sungai dareh)
  9. Enrekkang, Sulawesi Selatan (sisik naga)
  10. Jayapura, Papua (giok papua)
  11. Donggala, Sulawesi Selatan (sojol)
  12. Bangka dan Kalimantan Barat (kecubung rambut)
  13. Lumajang, Jawa Timur (bulu macan)
  14. Surabaya, Jawa Timur (batu teratai, sisik ular pyton)
  15. Jombang, Jawa Timur (ati ayam, kecubung, pyrus merah dan siwalan)
  16. Lamongan, Jawa Timur (aji drajad, lirang bang)
  17. Tuban, Jawa Timur (fosil kayu jati)
  18. Bojonegoro, Jawa Timur (lawatan, semar aji kramat njari)
  19. Malang, Jawa Timur (lumut sendang)
  20. Probolinggo, Jawa Timur (bromo black stone)
  21. Banyuwangi, Jawa Timur (bulu macan)
  22. Bangkalan, Jawa Timur (sisik ular)
  23. Jember, Jawa Timur (panca warna, bulu macan, lumut kuning, lumut merah)
  24. Parigi Moutong, Sulawesi Tengah (marantale)
Dalam bisnis batu akik ini terjadi perputaran uang yang sangat besar, karena melibatkan penambang batu, pemotong, penggosok, maupun pembuat ring akik. 




















No comments:

Post a Comment