APAKAH ITU BAHAGIA ?
Seorang filsuf ditanya oleh muridnya:
"Apakah bahagia itu menurut Anda ?"
Jawab sang filsuf:
"Bahagia adalah ketika aku sudah merasa cukup dengan karunia Tuhan"
Kata sang murid:
"Bukankah semua orang juga mengetahuinya ?"
Jawab sang filsuf:
"Betul, semua orang tahu. tapi tidak semua orang bisa merasakannya".
Sahabat,
Seperti apa yang ditanyakan sang murid filsuf di atas, begitu pula yang sering menjadi pertanyaan kita, manakala kita belum merasakan apa itu bahagia. Lalu dengan bijak sang filsuf memberikan kesimpulan: Bahwa kita selalu mencari kebahagiaan, tapi tidak bisa merasakan bahwa kita telah hidup di dalamnya. Kita selalu mencari rahmat Tuhan, tapi tidak bisa merasakan bahwa kita selalu hidup dalam limpahan karunia Tuhan. Perilaku kita mirip seperti kisah seekor anak ikan yang selalu bertanya kepada induknya apa itu "air", padahal setiap hari ia hidup di dalamnya.
Sahabat,
Menerima dengan ikhlas apa yang telah dikaruniakan Tuhan kepada kita adalah inti dari kebahagiaan. Karena kebahagiaan sesungguhnya adalah ketika kita tak lagi memerlukan apa-apa. Kita telah merasa cukup, dan karenanya kita dapat menerima keindahan dalam hidup kita.
Untuk jelasnya, saya akan coba ilustrasikan melalui sebuah cerita berukut ini:
Seorang peternak sapi yang memiliki sebidang lahan rumput yang luas mengeluhkan tumbuhnya rumput jarum di lahan rumputnya. Tumbuhan tersebut tumbuh sangat banyak di lahan rumputnya. Berkali-kali ia mencoba memusnahkan tumbuhan tersebut. Tetapi setiap kali itu pula rumput jarum tumbuh lagi. Berbagai teknik telah ia coba untuk menghilangkan tumbuhan tersebut, tapi tetap saja ia tumbuh lagi.
Akhirnya ia mengirimkan surat kepada petugas pemberantas hama tanaman, lengkap dengan usaha-usaha yang telah ia lakukan untuk menghilangkan rumput jarum. Surat tersebut ia akhiri dengan pertanyaan: "Apalagi yang harus saya lakukan ?"
Seminggu kemudian, ia menerima balasan dari petugas pemberantas hama tanaman, yang isinya: "Belajarlah Anda mencintai rumput jarum".
Sahabat,
seperti peternak itulah, seringkali kita bersikap. Tanaman rumput jarum kita anggap masalah. Padahal ia tumbuh apa adanya. Maka bunga mawar sekalipun, kita anggap masalah ketika kita tertusuk durinya. Niscaya sebongkah batu kita anggap masalah, ketika kita tersandung olehnya.
Jadi,
Pahamilah bahwa keberadaan mereka adalah apa adanya. Pikiran kita lah yang mempersepsikan adanya masalah tersebut. Maka dengan kita menerima semua karunia Tuhan, maka hidup kita akan bahagia.
Ijinkan saya menutup artikel ini dengan ucapan syukur kepada Tuhan:
"Tuhan, terma kasihku kepada-Mu, untuk udara yang gratis ini, jantung dan paru-paru tanpa sewa, darah yang selalu mengalir tanpa harus menyewa alat pompa, mata yang sempurna tanpa alat bantu, dan kakiku yang kuat untuk berjalan tanpa bantuan kursi roda."
No comments:
Post a Comment